KLASIFIKASI TUNA NETRA
Tuna netra diklasifikasikan dalam beberapa macam, antara lain :
a. Lowenfeld (1955:p.219) mengklasifikasikan berdasarkan waktu
terjadinya, yaitu :
- Sebelum dan sejak lahir : tidak memiliki pengalaman pengelihatan.
- Setelah lahir(usia muda): telah memiliki pengalaman visual.
- Usia sekolah (usia remaja): telah memiliki kesan visual dan meninggalkan
pengaruh yang mendalam terhadap proses perkembangan pibadi.
- Usia dewasa : umumnya dengan segala kesadarannya mereka mampu melakukan
latihan-latihan penyesuaian diri.
- Pada usia lanjut : sebagian besar sulit melakukan latihan penyesuaian diri.
- Akibat bawaan.
b. Berdasarkan
kemampuan daya penglihatan yaitu :
- Tunanetra ringan (defective vision/low vision) : individu yang memiliki
hambatan dalam penglihatan, tapi masih dapat mengikuti program-program
pendidikan serta mampu melakukan kegiatan yang menguanakan fungsi penglihatan.
- Tunanetra setengah berat (partially sighted) : individu yang masih memiliki
sisa penglihatan namun sudah tidak bisa lagi digunakan untuk membaca tulisan
awas. Tapi mereka masih memungkinkan membaca tulisan awas dengan bantuan
peralatan khusus.
- Tunanetra
berat (totally blind) : individu yang tidak dapat melihat sinar atau cahaya
walaupun sudah dibantu alat koreksi, sehingga mereka menggunakan huruf Braille.
c. Menurut Howard dan Orlansky, klasifikasi didasarkan pada kelainan-kelainan
yang terjadi pada mata, yaitu :
- Myopia: penglihatan jarak dekat, bayangan tidak fokus dan jatuh di
belakang retina. Dapat dibantu dengan kacamata koreksi dengan lensa
negatif.
- Hyperopia: penglihatan jarak jauh, bayangan tidak fous dan jatuh di depan
retina. Dapat dibantu dengan kacamata koreksi dengan lensa positif.
- Astigmatisme: penglihatan kabur karena ketidakberesan pada kornea mata pada
permukaan lain pada bola mata sehingga bayabgab benda jarak jauh maupun dekat
tidak terfokus pada retina. Dapat dibantu dengan menggunakan kacamata koreksi
dengan lensa silindris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar